Suara Rakyat-ID Takalar – Pemerintah Kabupaten Takalar memastikan bahwa makanan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) yg menyebabkan belasan siswa sekolah dasar [SD] diduga keracunan makanan aman. Dr Nilal Fauziah Kepala Dinas Takalar menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan serangkaian uji terhadap sampel makanan tersebut di Laboraturium Kesehatan Daerah Kabupaten Takalar. Dalam prosesnya dilakukan pemeriksaan fisik, test kit, dan food termometer terhadap sampel makanan tersebut.
Berdasarkan hasil lab tsb. Pemeriksaan kimia, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan bakteriologis, semuanya dalam keadaan batas normal,” ya aman kata Nilal Fauziah Kamis(27/2/2025).
Dinas Kesehatan Takalar menyatakan bahwa akan melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap seluruh siswa sekolah dasar yang diduga keracunan makanan pada program MBG yang digelar sehari sebelumnya. Pemeriksaan itu dilakukan untuk memastikan apakah para korban ada yang menderita alergi terhadap salah satu jenis makanan yang dimakan. Dinkespun akan melaksanakan screening alergi melalui wawancara langsung kepada semua anak-anak sekolah yang mendapat MBG untuk mengetahui apakah ada anak-anak yang alergi terhadap makanan tertentu,” ucapnya.
Akan memastikan bahwa 12 siswa yang mengalami sakit perut dan pusing usai menyantap menu MBG, saat ini sudah kembali melakukan kegiatan belajar di sekolah mereka masing-masing.
“Alhamdulillah sampai saat ini anak dampak kemarin sudah membaik,” ungkapnya. Nilal pun mengimbau agar para orangtua siswa tak perlu khawatir dan was-was dengan program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan oleh pemerintah.
Diduga Keracunan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar, dr Nilal Fauziah membenarkan hal tersebut. Dr Nilal Fauziah menyebut 12 siswa SD berasal dari 3 sekolah yang berbeda.Yakni di tiga SD, yakni di SD Kapunrengan 10 siswa, SD Bonto Ba’do 1 orang dan SD Lengkese 1 orang siswa,” kata Nilal, Rabu (26/2/2025).
Dari informasi yang diterima, belasan siswa-siswi itu mengalami sakit perut dan pusing usai menyantap MBG yang disiapkan. Adapun menu dalam program MBG tersebut adalah nasi, ikan, tahu dan pisang.
Menurut Nilal, dugaan keracunan makanan dalam program MBG ini tidak bersifat massal. Pasalnya, dari 97 siswa yang menyantap MBG, hanya 12 orang siswa yang terdampak.
“Jadi tidak massal sifatnya. Karena jumlah anak yang di berikan makanan ada 97 orang,” bebernya.
“Hari ini juga kami menerjunkan tim surveylance dari dinas kesehatan,” sebutnya.
“Jadi kita belum bisa memastikan apakah dari sumber makanan karena korbannya tidak massal. Artinya banyak kemungkinan. Termasuk bisa saja berasal dari air minum yang sebagian besar dibawa anak anak dari rumahnya.” imbuh Nilal.
Sementara itu, Sekda Takalar Muhammad Hasbi mengimbau kepada seluruh masyarakat Takalar untuk tidak panik menyikapi informasi ini. Ia meminta agar masyarakat mempercayakan penanganan kejadian ini kepada Pemkab Takalar.
“Kami imbau masyarakat tidak panik. Ini kejadian pertama dan tidak massal. Percayakan kepada pemerintah untuk menangani hal ini. Kami yakinkan, program ini demi perbaikan asupan gizi untuk anak-anak kita,” ucap Hasbi terpisah.