Seniman musik Jazz Kota Serang Purwo Rubiono yang akrab dipanggil Cak Wo ini, sosoknya santun dan rendah hati. Bahkan Cak Wo juga bisa disebut musisi yang konsisten di musik Jazz, banyak yang menganggap ia adalah The God Father Jazz Kota Serang.
Kemampuan Cak Wo yang sudah malang melintang di dunia seni musik tidak diragukan lagi, dalam mengisi kekosongannya Cak Wo kerap diundang di rumah-rumah makan, hotel atau di acara pernikahan. Cak wo juga membuka usaha dengan mengadakan kursus musik di rumahnya. Selain itu Cak Wo adalah pendiri Komunitas Jazz Banten sekaligus menjadi koordinator Komunitas Jazz Banten.
Sedikit cerita perjalanan Cak Wo di dunia musik, sebelum SMP Cak Wo sudah mulai senang dengar musik, dan mulai SMP Cak Wo pun belajar gitar. Kemudian SMA mulai mencoba belajar alat musik lainnya yaitu keyboard, dan pada saat kuliah lah Cak Wo mulai ngeband, dan sesekali melatih paduan suara pada acara wisuda kampus, atau mengiringi dan melatih paduan suaranya.
Akhirnya sejak 2005 Cak Wo mulai memutuskan untuk konsisten di dunia musik secara profesional. Dari sekian banyak genre, Cak Wo memilih genre musik jazz karena menurutnya, “Jazz itu musik yang paling merdeka, musik yang paling bebas, kita main musik walaupun lagunya begini nanti kita variasikan di bagian mana agar musik maupun lagu terdengar enak,”ucapnya. Dalam dunia musik kan kita bebas untuk berimprovisasi, ruh nya Jazz kan ada diimprovisasi yang menjadikan musik terasa hidup, dan membuat kita merdeka dalam bermain musik.” sambungnya.
Apa yang dikatakan Cak Wo membuat banyak orang beranggapan bahwa Cak Wo itu pantas dijuluki sebagai The godfather nya Jazz Kota Serang.
Terlepas dari melekatnya julukan masyarakat terhadapnya, Cak Wo memang bukan musisi kacangan, kecintaannya pada musik terutama jazz sudah sejak dulu, Cuma sayangnya belum ada mitra. Baru sekarang ini bermuncul orang menyukai musik jazz.
Cak Wo yang memang pada awal bermusik menyukai berbagai genre musik termasuk musik daerah seperti, gamelan atau lagu-lagu sunda, jawa, batak dan lain sebagainya. “Lagu daerah saya pelajari, kroncong juga saya pelajari, sampai kemudian pada SMA ketika saya mendengar musik Jazz, kok ini musik sangat unik berbeda dengan musik yang lainnya, dari perbedaan itulah saya pelajari musik jazz. Jadi kenapa saya suka musik Jazz, selain karena di situ bebas, yang keduanya adalah karena saya penasaran,” katanya.
Cak Wo adalah salah satu musisi yang mengidolakan musisi jazz dunia Pada era 1970-an, yaitu Bob James seorang pianis yang easy listening dalam memainkannya dibandingkan dari chick corea yang menurutnya sulit untuk dimainkan dan didengarkan.
Menurut Cak Wo, “sebenarnya kalau unsur kreatifitas di Dunia musik itu ada puncaknya itu di musik Jazz, jadi kalau ada orang mau belajar musik sekreatif mungkin, ya pelajarilah Jazz,” Tuturnya.
Banyak orang beranggapan bahwa musik jazz itu musik mahal, padahal sebenarnya kalau dalam sejarah justru Jazz itu musik para buruh, para budak. Karena musik jazz itu lahir bersamaan dengan siklus, ketika orang-orang kulit hitam di Amerika. Orang kulit hitam dimaksud adalah afrika yang tadinya budak dibawa ke Amerika kemudian mereka dipekerjakan berat dengen gaji kecil, untuk menghilangkan rasa lelah dan penat. Pada saat malam hari mereka mencari hiburan dengan bernyanyi yang sekarang kita sebut dengan Jazz. Yang membuat musik jazz mahal adalah karena memang proses mempelajari musik jazz itu lebih berat dari pada proses mempelajari musik yang lainnya.
Perkembangan musik Jazz di Banten sebenarnya sudah banyak, sudah pesat. Terbukti dengan banyaknya anak muda – anak muda di banten yang suka mendengarkan musik Jazz
walaupun versi Indonesia seperti misalnya lagu-lagu Tompi, Andien, Tulus, dan RAN, itu Jazz. Walaupun mereka tidak tahu bahwa itu Jazz. Mereka Menganggapnya pop biasa, padahal itu sudah masuk Jazz. Jadi sebenernya sangat berkembang.
Perlu kita apresiasi apa yang telah Cak Wo lakukan untuk perkembangan musik jazz di kota serang khususnya dan banten pada umumnya. Diakhir ceritanya Cak Wo pun berpesan kepada generasi selanjutnya, “Teruslah berkarya, teruslah berproses karena kita tidak tahu ke depannya peluang-peluang itu akan datang. Kita jangan terlena bahwa kita satu-satunya orang yang hebat apalagi berkecil hati, Bahwa musik Jazz itu susah. Padahal semua media sudah banyak, media sosial sudah banyak, mudah diakses. Pelajari terus, kita punya kualitas, tunjukan kualitas itu di media sosial, toh suatu saat nanti akan ada yang menelfon kita, contohnya saya. Teruslah pcelajari, teruslah berproses.” Kata Cak Wo mengakhiri obrolan.