KOTA SERANG, Suara-Rakyat.ID- Pemkot Serang berkomitmen tuntaskan stunting, maka Dinas Kesehatan Kota Serang menggelar gerakan SERCING (Serang Cegah Stunting), di Pos Yandu Anggur I Kelurahan Kagungan, Kecamatan/ Kota Serang Kamis 13 Juni 2024. Turut hadir para Kepala OPD, perwakilan BJB Banten, dan para kader serta masyarakat sekitar.
Sercing ini merupakan gerakan intervensi serentak pencegahan stunting di seluruh wilayah Kota Serang, kegiatan ini juga dibuka atau diresmikan langsung oleh Penjabat (Pj) Walikota Serang Yedi Rahmat. Dalam kegiatan pun ibu hamil dan anak kecil diberi sembako dan makanan tambahan untuk asupan gizinya.
Dalam kesempatan wawancara dengan Yedi Rahmat Pj Walikota Serang. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan gerakan sertentak yang dilakukan Pemerintah Kota Serang dalam menuntaskan stunting.
“Kami bersama-sama Pemerintah Provinsi, Direktur Rumah Sakit se-Provinsi Banten dalam rangka SERCING Serang Cegah Stunting, ini gerakan intervensi yang secara serentak di seluruh wilayah di Kota Serang”, ucapnya.
Ia juga menyampaikan, kegiatan ini dilaksanakan dengan memberikan bantuan sembako untuk keluarga yang memiliki bayi atau balita.
“Tadi seperti yang kita lihat, Pemerintah Kota Serang telah menyerahkan beberapa bantuan untuk pencegahan stunting dari mulai beras, telur dan makanan lain-lainnya dan tadi juga dari Dinas Pertanian menyerahkan beras berkualitas gizi yang baik ya”, imbuhnya.
Terakhir Yedi Rahmat juga berharap, para stakeholder ikut berperan aktif dalam membantu Pemerintah Kota Serang dalam percepatan penurunan stunting.
“Mudah-mudahan kedepan kegiatan ini selalu mendapatkan dukungan baik dari pengusaha, ulama dan tokoh masyarakat untuk pencegahan stunting kedepan”, tutupnya.
Dalam wawancara dengan Kepala Dinkes Kota Serang A. Hasanuddin.
“Di Kecamatan Serang ada 295 anak stunting, sedangkan Kota Serang 829 berdasarkan data terakhir saya lihat karena data stunting itu real time dan belum lihat lagi”, ucapnya.
Disinggung bagaimana cara pencegahan stunting, ia mengatakan ada 2 pola.
“Pola spesifik yang artinya spesial lebih ke kesehatan sekitar 20% s/d 30%, contoh kalau dia sakit TBC maka diobati dlu penyakit nya jadi percuma walau diberi makan banyak berat badannya tidak akan bertambah”, ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan pola sensitif.
“Sensitif Itu 70% s/d 80% contohnya air bersih, jika tidak bagus airnya bisa berpengaruh pada ibunya dan anaknya”, imbuhnya.
Terakhir ditanya terkait kegiatan masak-masak di Posyandu, ia menjawab itu untuk stunting.
“Itu kegiatan kader kesehatan yang menunya ganti-ganti setiap kegiatannya untuk tambahan makanan anak”, tutupnya. (SR)