SERANG, Suara-Rakyat. ID- Perhimpunan Mahasiswa kuliah umum dengan tema Perlindungan Hukum Terhadap pelaku Demokrasi Menuju Pergantian Rezim di Teater Terbuka Pakupatan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Selasa (17/082024)
Kegiatan ini dilatarbelakangi karena Perubahan kepemimpinan dan pergantian rezim adalah bagian alami dari siklus demokrasi. Namun, dalam proses transisi ini, sering kali muncul tantangan terkait perlindungan hak asasi manusia (HAM), terutama bagi pelaku demokrasi yang berada di garis depan, seperti aktivis politik, jurnalis, akademisi, dan masyarakat sipil. Terlebih dalam kondisi saat ini masih banyak nya pelanggaran HAM yang belum terselesaikan di era rezim pemerintahan saat ini.
Petrik Louis Siahaan, Ketua Pelaksana kuliah Umum mengungkapkan hadirnya kuliah umum ini untuk mewadahi mahasiswa fakultas hukum untuk berdiskusi mengenai kondisi HAM dan Demokrasi saat ini.
“Kuliah Umum ini di adakan bukan hanya untuk memperingati September kelam saja tetapi juga untuk menyediakan wadah bagi mahasiswa fh sebanten untuk berdiskusi tentang kondisi demokrasi dan HAM saat ini yg mana sebentar lagi akan terjadi pergantian rezim, Saya berharap peserta atau mahasiswa yg mengikuti kegiatan kuliah umum kemarin dapat mengembangkan dan mengimplementasikan apa yg mereka dapat di kuliah umum tersebut ke daerah² dari mana mereka berasal demi terciptanya suatu demokrasi yg sehat juga HAM yg di lindungi,” ujarnya
Sementara itu, Ricci Otto F Sinabutar, Ketua Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Komisariat Untirta mengungkapkan Sebagai agent of control mahasiswa dituntut kritis untuk menanggapi banyak problematika HAM di Indonesia saat ini.
“Sebagai mahasiswa tentunya kita memiliki peran sebagai agent of control dan agent of change yang mana mahasiswa harus terlibat aktif dalam mengkritisi segala problematika HAM rezim saat ini, terlebih dalam waktu 1 bulan kedepan akan ada pergantian rezim.Dalam hal ini mahasiswa dituntut sebagai garda terdepan untuk memperjuangkan Hak Asasi Manusia di rezim yang akan datang,” ujar Ricci
Kemudian Backtiar Rifa’i, S.H., salah satu narasumber dalam kuliah umum tersebut menantang Komitmen Pak Prabowo dalam mengatasi permasalahan penegakan hukum HAM Indonesia.
“Pak prabowo selalu disebut sebagai salah satu pelanggar HAM di indonesia, oleh karena itu dalam pemerintahan yang akan datang kita menantang bagaimana komitmen pak prabowo dalam mengatasi permasalahan ham yang terjadi di indonesia saat ini,” ujar Bactiar.
Achmad Bahrul Shafa, salah satu peserta kuliah umum bersebut berharap kuliah umum ini supaya terus rutin dilaksanakan karena sangat berdampak sekali untuk mahasiswa.
“Harapan saya akan acara kuliah umum ini supaya terus rutin dilaksanakan karena sangat berdampak sekali untuk mahasiswa khususnya, juga untuk para peserta harapan saya agar bisa merefleksikan nilai nilai hukum dalam kehidupan sehari sehari sesuai dengan TRI DHARMA perguruan tinggi serta memberi dampak dan manfaat untuk bangsa dan negara,” ujar Achmad.***(Goez/SR.14)