SERANG , Suara- Rakyat. ID- “Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas”. ~
Mohammad Hatta
Makna dari kutipan yang disampaikan oleh tokoh besar Bangsa kita menyiratkan bahwa betapa begitu penting arti dari buku dan kegiatan membacanya, membuat dirinya merasa bebas tanpa ada rasa sekat. Buku bukan hanya ditafsirkan sebagai benda mati, tapi juga merupakan bagian dari aktifitas sosial bagian dari literasi yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia dan budaya suatu negara.
Literasi adalah kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan masalah. Menurut UNESCO, ada enam literasi dasar yakni literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan.
Pada awalnya, literasi baca-tulis dipahami sebagai melek aksara. Namun, literasi baca-tulis juga dapat dimaknai sebagai kemampuan dalam berkomunikasi di masyarakat, sehingga pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan dalam mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
Seperti dilansir oleh beberapa media hasil penelitian yang menyebutkan bahwa minat baca di Indonesia masihlah sangat rendah, karena budaya masyarakat akan hal ini belumlah terlihat. beberapa upaya telah dilakukan secara masif oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah maupun komunitas- komunitas penggerak literasi melalui Taman Bacaan Masyarakat maupun komunitas lainnya.
Seperti yang telah dilakukan oleh beberapa komunitas di Banten, tepatnya di Keraton Kaibon, yang mana salah satu komunitas literasi TBM Jawara yang saat ini digawangi oleh relawannya Ubay, telah rutin melakukan gelaran buku dalam upaya untuk meningkatkan minat baca tersebut. Pada hari Minggu ini tanggal 5 Mei 2024, Keraton Kaibon Banten terasa ramai dan meriah dengan antusiasme dari anak-anak maupun penggerak literasi dan komunitas lainnya. Ikut bergabung dalam gelaran kali ini adalah PSHBC dan juga TBM Rumah Baca Daligo KSB, UT serta beberapa penggerak Literasi Kota Serang dalam naungan FTBM Kota Serang.
PSHBC yang kali ini diwakili oleh saudara Yusuf mengatakan, bawa mereka adalah komunitas motor yang terdapat di kota Serang, sangat senang bisa bergabung dalam kegiatan ini dan melihat betapa antusias anak-anak usia dini tersebut terhadap buku bacaan, dan mengharapkan agar kegiatan seperti ini dapat juga rutin diselenggarakan di tempat-tempat lainnya, sehingga kualitas generasi mendatang dapat lebih baik .
Yusuf mengatakan juga bahwa kegiatan ini dapat menstimulasi otak anak-anak dalam memahami isi buku maupun memahami apa yang dilakukannya. Sangat baik bagi anak-anak ini untuk beraktifitas berkegiatan untuk literasi dasar ini, sebab pada usia ini (4-6 tahun) merupakan masa emas bagi perkembangan kognitif otaknya. Dalam artian, mereka sudah bisa menyerap apa yang dilihat dan dipelajarinya dengan baik. Untuk itu, sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh beberapa komunitas ini dan berharap generasi kedepannya adalah generasi emas yang tangguh, berpendidikan, berbudaya yang akan selalu dapat berkarya dengan baik untuk dirinya, keluarga juga bangsa dan negara seperti tokoh-tokoh besar Bangsa sebelumnya.***
(RED-SR/TBM)
- HMM