SERANG, Suara-Rakyat.ID- Sepertinya sudah menjadi kebiasaan, setiap akan datang bulan suci Ramadhan ada kenaikan pada harga beberapa sembako seperti telur ayam, daging ayam, cabai besar , cabai rawit dan harga tomat. Yang tidak kalah mengejutkan adalah harga beras yang sangat signifikan tingkat kenaikannya.
Di Pasar Rawu kota Serang misalnya. Telur ayam boiler yang awalnya seharga Rp 25.000.-.per 1 kilogram, kini naik menjadi Rp. 30.000./kg. Begitu halnya dengan cabai besar yang semula dari Rp. 70-80 ribu, naik menjadi Rp 100-110 ribu/kg.
Bahkan yang paling tinggi kenaikannya ada di harga beras, yakni dari Rp 380 ribu menjadi Rp. 410 ribu per 25 kilogram serta harga daging ayam boiler yang biasanya berada di kisaran Rp.34.000.-kini menjadi Rp 38.000. per kilogramnya.
Pemandangan naiknya harga sembako jelang Ramadhan sepertinya dianggap hal yang wajar. Hasnah (41), salah satu pedagang sembako di Pasar Rawu mengaku menaikkan harga cabai rawit lantaran harga kulakan yang juga ikutan naik, ditambah stok cabai merah yang rusak akibat hujan.
“Harga kulakan nya naik pisan, mau gak mau harus saya naikkan juga,” katanya, Jum’at (23/02/2024).
Selain itu, kenaikan juga terjadi pada minyak curah. Elly (60), salah satu pedagang sembako di lingkungan perumahan Hegar Alam mengaku, perhari ini harga mijyakpun naik menjadi Rp.17ribu per liter dari harga sebelumnya Rp. 14 ribu.
“Semua serba naik pak, telur ayam dan minyak curahpun ikut naik,” ungkapnya.

Disisi lain , ada beberapa pedagang yang menanggapi kenaikan beberapa harga sembako menjelang puasa, mereka menegaskan bahwa hal tersebut selalu terjadi di setiap tahunnya.
Akan tetapi, walaupun naik konsumsi masyarakat tetap masih tinggi. Artinya, masyarakat tetap membelinya demi untuk kebutuhan mereka sehari-hari.
” Kenaikan harga sembako selalu terjadi jelang Ramadhan. Selain karena banyak permintaan dari masyarakat, sehingga harga dinaikkan,” tegas salah seorang pedagang.
Mereka berharap adanya pemantauan dari pihak kantor Deperindag setempat, untuk ikut bersama menyikapi harga-harga sembako yang sangat begitu drastis kenaikannya.
Di tempat lain saat Media minta konfirmasi ke pihak Polres Serang, yang saat ini tengah gencar menyelidiki kenaikan bahan-bahan sembako, pihak Kapolres mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan langkah antisipasi dan pengawasan terkait ketersediaan dan pendistribusian beras. Dia mengatakan, ingin memastikan distribusi beras lancar, mulai dari tingkat produsen hingga pengecer.
“Kita fokus memastikan stok beras tercukupi dan harga terjangkau sesuai harga yang ditetapkan pemerintah,” jelas mantan Kasubdit Tipidter Polda Banten ini.
Kapolres menambahkan, akan terus melakukan kordinasi dengan Bulog dan pemerintah daerah dengan menggelar operasi pasar yang bertujuan untuk menstabilkan harga beras dipasaran.
“Kita berupaya untuk mempersempit rantai pendistribusian dari para spekulan maupun distributor tingkat 3 yaitu pedagang eceran yang harusnya menjual ke masyarakat tapi menjual lagi ke pengecer lainnya yang menyebabkan harga beras mahal,” tandasnya.
Kapolres menambahkan bahwa Bulog dan dinas terkait telah melakukan operasi pasar di 17 kecamatan di wilayah hukum Polres Serang. Operasi pasar dilakukan di areal pasar tradisional dan kantor camat dengan menjual beras Bulog premium kemasan 5 kg seharga Rp53 ribu. (hrh/h.m.m)










