Medan, Suara-Rakyat.id
Deklarasi Gerakan Kaya Raya Bersama Rakyat Indonesia (GKR-BRI) yang digagas oleh sejumlah tokoh nasional dan daerah, dideklarasikan di Lobi Cafe Jalang Singgalang, Senin (10/10/2025)
Acara deklarasi di hadiri lebih dari 150 orang tokoh masyarakat Sumatera Utara lintas agama, lintas etnis dan lintas profesi.
Terlihat ikut mendeklarasikan GKR-BRI dari berbagai lintas tersebut antara lain Syarifuddin Siba, Parlindungan Purba, Daudsyah Munthe, Harmen Ginting, Irwansyah Nasution, Datuq Adil Freddy Haberham, Budiman Nadapdap, Effendi Manulang dari Tebing Tinggi, Alaxander Gulo, tokoh perempuan Elvi Rahmita Ginting, T Laurina kerabat Kerajaan Ramunia Serdang, hadir juga tokoh media Anto Genk dan HA Nuar Erde dan puluhan Anggota DPW IMO Indonesia Sumatera Utara.
Gerakan GKR-BRI lahir atas keprihatinan terhadap kondisi kehidupan kebangsaan terutama keprihatinan atas ketidakadilan dalam sektor ekonomi. GKR-BRI ini bertujuan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama yang popular dengan tagline Kaya Raya Bersama.
Selain itu ada juga Taufiqqurahman mantan Sekjen PB GAMMI, T Ismail dan T Muchairad dari Istana Maimon, Ahmad Arief politisi Partai Demokrat, Muazad Zein mantan Sekretaris DPRD Medan, Marah Husen Lubis mantan Kadispora Medan, Mayzen Saftana, Edwin Ginting, Ustad Juliadi Ketua PIN Sumut, Prof Basyarsah mantan Rektor Al Washliyah, Harus Fadhillah mantan Sekda Kabupaten Sergai, Prof Shafwan Hadi Umri Budaywan dan Ahli Bahasa serta puluhan lainnya.
Dr. Yanhar Jamaluddin, MAP dalam orasinya menyampaikan “Transparansi Pengelolaan Keuangan Publik ”Perlu adanya dukungan moral agar kebijakan-kebijakan mensejahterakan rakyat itu dapat segera tercapai dan atas dasar berpikir itulah kita mendeklarasikan Gerakan Kaya Raya Bersama Rakyat Indonesia ini.
Mari kita ikut berperan bersama menjadikan Indonesia kaya raya, yang disambut tepuk tangan meriah peserta deklarasi.
Menurut Syarifuddin Siba
sejak Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, sistem perekonomian di Indonesia tidak menyebabkan seluruh rakyat Indonesia bisa menjadi kaya raya, sumber daya alam hanya dikuasai segelintir orang yang disebut oligarki. Sistem ini hanya menghasilkan kenyataan yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.
Syarifuddin juga menyampaikan dengan kehadiran dua orang tokoh ini, Prabowo Subianto dan Purbaya Yudhi Sadewa, telah membangkitkan spirit baru bagi rakyat Indonesia untuk mencapai cita-cita kemerdekan Indonesia yaitu masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.
Menariknya, dalam kesempatan tersebut, Anto Genk juga membacakan sebuah puisi berjudul “Bapak Menangis” karya Porman Wilson Manalu. Puisi tersebut menggambarkan pergulatan batin seorang tokoh yang menghadapi kenyataan pahit akibat keserakahan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Deklarasi ini diakhiri dengan doa bersama dan ajakan untuk memperkuat gerakan ekonomi kerakyatan yang mandiri, kreatif, dan berkeadilan sosial. (Syahdan/Red)












