Serang Banten, Suara-Rakyat. ID– Masyarakat Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang tinggal di kawasan pesisir selatan, meliputi Kecamatan Wanasalam, Malingping, Cihara, Panggarangan, Bayah, Cilograng dan Cibeber, diingatkan untuk tetap selalu waspada potensi bencana tsunami.
Pemerintah daerah telah memetakan 120 titik di jalur evakuasi, termasuk arah petunjuk di kawasan pantai pesisir selatan untuk penyelamatan warga dari ancaman tsunami.
Pemetaan jalur evakuasi, termasuk arah petunjuk itu, agar masyarakat dapat menyelamatkan diri ketika terjadi bencana.
Penyelamatan warga dari tsunami kurang lebih 10-20 menit, sehingga masyarakat pesisir selatan yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, dapat bergerak cepat melintasi jalur evakuasi dan arah petunjuk guna keselamatan.
“Untuk mitigasi bencana, kami mengoptimalkan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat yang berada di wilayah pesisir selatan Banten, untuk mewaspadai potensi bencana tsunami,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama, Minggu (18/8/2024).
Menurut Febby, pesisir selatan masuk daerah rawan tsunami karena terdapat pertemuan (tumbukan) lempeng di Samudera Hindia, Australia-Benua Asia.
“Kami mengapresiasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan Sekolah Lapang Geofisika agar masyarakat pesisir dapat menyelamatkan diri bila terjadi tsunami dengan berlari ke perbukitan melalui jalur evakuasi dan berlindung di selter maupun bangunan tinggi,” katanya.
Ketua Tim Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Wijayanto, meminta masyarakat tidak panik, tetapi cukup mewaspadai potensi gempa di zona Megathrust terutama di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
Menurut BMKG, Indonesia memiliki 13 zona Megathrust yang telah terbentuk sejak ribuan tahun lalu, karena pertemuan lempeng samudra dengan lempang.
“Kami minta masyarakat yang tinggal di wilayah selatan tidak panik, namun tetap waspada terhadap potensi tsunami,” katanya.”””(SR)
sumber:Triberita.com