Usep Pahlaludin atau yang akrab disapa Jaro UP adalah seorang tokoh yang dibesarkan dari bale rombeng yang kiprahnya sama sekali tidak dapat dipinggirkan dalam berbagai diskursus terutama menyangkut diskursus sosial dan politik di Banten. Jaro UP lahir pada 1 Juli Tahun 1983 di sudut perkampungan bernama “Lebuh” yang kini berada dalam wilayah administratif Desa Sangiangjaya, Cimarga-Lebak.
Masa kecil hingga remaja
Serupa dengan sebagian besar anak-anak Lebak lainnya yang rata-rata hidup diperkampungan, bisa dikatakan bahwa Jaro UP sangat identik dengan labelisasi budak leuweung dalam terminologi positif. Hal ini karena dirinya menghabiskan 99,90 persen masa kanak-kanaknya di kampung tempat ia dilahirkan. Jaro UP mengenyam pendidikan tingkat dasar pada SDN 1 Sangiangjaya (Cimarga) sejak tahun 1989 sampai ia lulus di tahun 1995.
Jaro UP kecil dikenal sebagai anak periang yang gemar bergaul. Cakupan teritorial tempat Jaro UP kecil bermain meliputi areal persawahan, perkebunan-ladang, sungai, serta tempat-tempat yang lazim dikenal sebagai titik strategis untuk bermain bagi anak-anak diperkampungan pada umumnya. Egrang, Ngala Simeut, Bebentengan, Gatrik, Ngurek Belut, adalah serangkaian aktivitas rutin yang mengiringi hari-hari Jaro UP kecil di Lebuh.
Selepas lulus dari bangku sekolah dasar, Jaro UP kemudian bergeser domisili sembari melanjutkan pendidikan pada MTS AL-Hidayah Bani Karim Cipanas-Lebak pada tahun 1995 sampai 1998. Pada tahap inilah Jaro UP mulai memasuki dunia pesantren yang membuatnya menjadi seorang santri organik. Kendati bakatnya di bidang agama sudah terlihat sejak ia mengenyam pendidikan di tingkat dasar, namun pada masa dipesantren inilah ia menemukan semacam disiplin spesifik yang mendorongnya untuk menekuni salah satu keterampilan dibidang Qiroah.
Suaranya yang syahdu diakui oleh banyak kalangan. Ini pula yang membuatnya laris manis dijadikan sebagai Qori muda diberbagai forum pengajian atau pada perayaan hari-hari besar Islam. Beranjak pada usia remaja, Jaro UP kemudian melanjutkan pendidikan pada MA Al-Hidayah Bani Karim-Cipanas.
Pada masa-masa inilah Jaro UP secara perlahan mulai meluaskan disiplin ilmu agama yang meliputi ilmu Fiqih, Tauhid, pembelajaran Nahwu-Sorof, ilmu mantiq, dan berbagai khazanah tasawuf. Berbagai kitab klasik karangan ulama dilahapnya.
Dapat dikatakan disini bahwa rentang kehidupan masa kecil hingga remaja seorang Jaro UP dikemudian hari sangat mempengaruhi langkah-langkah serta pemikirannya. Masa-masa tersebut juga bisa dianggap sebagai masa pembentukan pengetahuan, karakter moral dan bekal kearifan lokal yang kesemuanya itu oleh Jaro UP diistilahkan atau diringkas sebagai “ilmu kehidupan”.
Menjadi Aktivis Pergerakan
Sebagai anak muda energik yang gandrung bergaul dan haus ilmu, Jaro UP tidak lagi berfikir untuk berlama-lama tinggal didaerah perkampungan. Petualangannya sebagai mahasiswa dimulai ketika ia masuk pada perguruan tinggi Wasilatulfalah Rangkasbitung. Ia mulai menyemat status sebagai mahasiswa sejak tahun 2002. Tapi status yang dianggap sangat prestisius saat itu ialah ketika dirinya bergabung dengan organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Organisasi inilah barangkali yang turut membentuk pemikiran-pemikiran serta mimpi seorang Jaro UP. Perjalannya di organisasi PMII juga terbilang moncer. Ia pernah menjabat sebagai Ketua PC PMII Lebak (2005-2006), kemudian sekretaris PMII Banten (2007-2009). Jaro UP bukanlah kader kaleng-kaleng. Ia banyak terlibat aktif dalam berbagai forum diskusi tingkat mahasiswa dan pemuda di Lebak. Ia juga menginisiasi berbagai perhelatan besar dan melakukan serangkaian upaya advokasi untuk menggawal pemerintahan sekaligus mendampingi masyarakat.
Selain berkiprah di PMII, Jaro UP juga berkiprah diberbagai organisasi bersifat sosial dan keagamaan antaralain : Forum Remaja Mesjid Lebak, lalu menjadi Sekreratis ISNU Lebak, dan Ketua PSNU Lebak.
Karir Kepemimpinan
Karir kepemimpinan seorang Jaro UP dimulai saat dirinya terpilih sebagai Kepala Desa di tahun 2015 sampai sekarang (dua periode). Berbagai capaian ia raih pada saat dirinya menjabat sebagai Kepala Desa. Ia menyulap desanya dari yang semula desa pinggiran menjadi desa yang mudah diakses lewat pembangunan infrastruktur. Ia juga gencar melakukan promosi wisata dengan menghelat sejumlah event besar yang diantaranya kerap dihadiri oleh para pemimpin dari tingkat daerah hingga tingkat pusat.
Tak ketinggalan berbagai program yang berhubungan langsung dengan hajat hidup masyarakatnya pun berdatangan secara silih berganti. Program-program itu meliputi pembangunan rumah tidak layak huni, lalu sarana MCK, pengobatan gratis rutin dua bulanan, serta berbagai giat bersifat sosial dan lingkungan. Selama masa kepemipinannya, tidak ada satupun programnya yang bersifat langitan. Semuanya bersifat nyata dan amat berhubungan dengan segala unsur yang menyangkut kebutuhan dasar masyarakat.
Jaro UP berusaha mendiasporakan nilai kepemimpinan itu lewat asosiasi resmi dalam wadah APDESI. Sejak dirinya didaulat sebagai Ketua APDESI Lebak masa bakti 2022-2027, sejak itu pula dirinya mengarahkan fokus pada bagaimana asosiasi ini bertindak sebagai wadah berbagi ide. Jaro UP menyuarkan suatu gagasan bernama “Desa on Going” yang memprioritaskan capaian pada aspek pemberdayaan serta pembangunan terukur dengan basis kepemimpinan adaptif.
Model kepemimpinan adaptif yang dimaksud disini yakni suatu model yang menegaskan pentingnya fungsi pemimpin dalam hal ini kepala desa yang diharapkan oleh masyarakat lewat serangkaian program kerja yang bisa dilihat langsung oleh mata telanjang. Jaro UP ingin menyingkirkan pameo yang selama ini mengkerdilkan kepala desa sebagai pemimpin musiman yang hanya tampil ketika ingin mencalonkan diri. Sementara setelah terpilih ia banyak mengurung diri dilingkungan kerjanya dan berkutat pada aspek administratif semata.
Pemikiran untuk Lebak
Mimpi besar bagi Lebak dalam kacamata seorang Jaro UP adalah sesuatu yang sifatnya simplistis. Atau sederhana. Ia memiliki pandangan bahwa mimpi besar haruslah dimulai dengan upaya yang juga besar. Upaya besar itu tidak lantas mewajibkan kita untuk menguasai teori teori rumit yang belum tentu ditemukan referensinya dalam kehidupan nyata. Sebaliknya, membiasakan diri untuk menjadi kontributor kemajuan masyarakat haruslah dimulai lewat ide sederhana untuk menjawab problematika sosial masyarakat.
Pandangan ini pula yang mendasarinya untuk memimpikan Lebak yang maju dengan serangkaian gagasan berbasis pengentasan masalah mendasar diberbagai bidang serta yang menyangkut optimalisasi potensi daerah untuk menjawab kebutuhan prioritas yang dampaknya dapat dirasakan langsung secara kolektif. Pernah suatu ketika, Jaro UP mendedahkannya dalam suatu forum resmi bahwa cara-cara lama tentang mengurus daerah harus diganti dengan cara baru yang lebih sederhana.
Seluruh aparatur perangkat daerah sebagai suatu kesatuan birokrasi perlu untuk menyederhanakan tindakan yang melampaui rutinitas biasa. Diklat-diklat dan rapat-rapat yang tidak jelas dan tidak nyata out-putnya harus segara diakhiri. Semua giat harus diarahkan pada fokus untuk menyelsaikan tantangan serta problematika riil yang meliputi bidang infrastruktur (jalan-jembatan, sarana pendidikan), pelayanan kesehatan, lapangan kerja dan investasi.
Segala sumber daya yang dimiliki Lebak sebenarnya melimpah. Tetapi semua itu harus ditangani oleh sumber daya manusia yang cakap dan karakter kepemimpinan yang sekali lagi simplistis. Jaro UP berulang kali mengutarakan pentingnya Lebak dipimpin oleh seorang yang tidak hanya visioner tetapi juga berkemampuan dalam mensimplifikasi (menyederhanakan) segala kerumitan menyangkut pembangunan daerah. Jangan sampai sumber daya alam yang dimiliki Lebak menjadi kutukan (resources course).(Red)