SERANG, Suara-Rakyat.ID- Satibi warga miskin Desa Tegalkembang, Walantaka, Kota Serang, merasa kecewa karena dirinya dapat penolakan saat untuk berobat di RSUD Banten dengan alasan tuduhan penolakannya itu tidaklah berdasar.
Derita sakit hernia yang dialami oleh Satibi sungguh sangat menyiksa kehidupanya, maka dia berniat untuk berobat ke RSUD Banten dengan membawa berkas surat-surat keterangan tidak mampu. Surat keterangan tersebut diterbitkan dari Kelurahan Pipitan, Walantaka dan Puskesmas Walantaka. Serta Surat Keterangan bahwa dirinya belum pernah masuk sebagai anggota BPJS.
Akan tetapi menurut Satibi di rumahnya, kamis baru-baru ini, setelah mendaftar sebagai pasien RSUD Banten, dirinya mendapat penolakan. Penolakan itu dituduh karena Satibi katanya pernah punya BPJS Kesehatan. Setelah itu juga Satibi katanya dianggap pernah kerja di perusahaan (pabrik).
Tuduhan itu dibantah oleh Satibi, tetapi tetap saja pihak RSUD Banten menolak Satibi untuk berobat di rumah sakit tersebut. Bahkan katanya, Satibi disuruh cari rumah sakit yang lain saja bila bisa diterima.
“Mengapa pihak rumah sakit tidak punya rasa kasihan. Kalau saya pernah kerja di pabrik, dimana, di pabrik apa. Kalau saya pernah punya kartu BPJS mana keterangannya. Kata pegawai rumah sakit itu, ya bapak inget-inget aja dulu. Lah itu apa tidak ngawur, pegawai negeri kok seperti itu. Itu pasti karena saya dianggap gratis jadi gak diterima. Tapi mungkin juga data saya dipakai untuk cairkan uang, tanpa harus ngobati pasien. Tega-teganya terhadap orang miskin seperti saya. Sedang saya ini saja tinggal dipinggir kali tanah negara,” ujar Satibi memelas dan penuh kecewa. (red-hmm/p/ib).