KOTA TANGERANG, Suara–Rakyat.ID-Sepanjang bulan Juni, Pemkot Tangerang melalui 1.097 posyandu di 104 kelurahan di Kota Tangerang tengah melakukan intervensi serentak pencegahan stunting, melalui program Gerakan Serentak untuk Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas). Dinkes Kota Tangerang mencatat, dua pekan berlangsung, update 19 Juni pukul 15.13 WIB sudah 65 ribu anak diskrining atau 81,9 persen dari target 80 ribuan danak di Kota Tangerang.
Pelaksana Harian (Plh) Dinkes Kota Tangerang Mugiya Wardhany menjelaskan, angka ini tergolong maksimal karena kegiatan baru berlangsung sekitar dua pekan, namun secara capaian sudah mendekati 100 persen. Yakni, sudah 81,9 persen anak di Kota Tangerang datang ke posyandu dan melakukan skrining kasus stunting dan TBC.
“Ayo para ayah bunda, jika bayi atau balitanya belum ke posyandu, untuk segera datang ke posyandu terdekat. Sehingga, dapat dilakukan pemeriksaan stunting dan TBC sedini mungkin, untuk selanjutnya dilakukan penanganan jika didapati positif kasus stunting atau TBC,” imbau Mugiya, Rabu (19/6/24).
Ia pun merinci, kecamatan dengan capaian skrining tertinggi secara persentase ialah Kecamatan Batuceper yaitu sudah 3.693 anak atau 96 persen telah diskrining dari target 3.846 anak. Selain itu, ada Kecamatan Pinang yang sudah 7.155 anak atau 93 persen telah diskrining dari target 7.637 anak.
“Namun memang, target terbanyak ialah Kecamatan Cipondoh yaitu 9.027 anak. Sampai saat ini, Kecamatan Cipondoh dengan 106 posyandu telah menskrining 7.347 anak atau sudah 81,4 persen,” jelas Mugiya.
Lanjutnya, secara data, Kata Mugiya semua kecamatan akan terus berprogres dan terus bertambah setiap harinya. Pemkot Tangerang memastikan, pada Juni 2024 ini, 100 persen anak di Kota Tangerang datang ke posyandu, untuk diukur pertumbuhannya, baik itu berat badan, panjang atau tinggi badan. Lalu, diinput ke dalam aplikasi SiData dan e-PPGBM.
“Selanjutnya, akan terlihat anak-anak Kota Tangerang yang terindikasi stunting. Dinkes Kota Tangerang bersama seluruh OPD terkait akan melakukan intervensi khusus lanjutan pada anak-anak yang terindikasi stunting tersebut. Harapannya, ialah tidak ada lagi anak-anak di Kota Tangerang yang terlambat dilakukan penanganan,” katanya.
Sebagai informasi, tren prevalensi stunting pada balita di Kota Tangerang mengalami penurunan dari tahun 2018 diangka 19,1 persen menjadi 11,8 persen di tahun 2022. Kenaikan terjadi pada tahun 2023 dengan angka 17,6 persen, meskipun masih di bawah angka Provinsi Banten yaitu 24 persen dan nasional di 21,5 persen.***(SR)